Studi Kasus Perilaku Agresif, Penyesuaian Diri dan Perilaku Sosial anak usia dini
A.
PERILAKU AGRESIF ANAK USIA DINI
Menurut Herbert (1978)
bahwa tingkah laku agresif merupakan suatu bentuk tingkah laku yang tidak dapat
diterima secara sosial, yang dapat menyebabkan luka fisik, rupa psikis pada
orang lain atau berupa merusak suatu benda. Juga dikatakan oleh Herbert bahwa
semakin muda anak, akan semakin kuat tuntutannya terhadap pemuasan keinginan
dengan segera. Anak akan menggunakan berbagai cara untuk menghilangkan stimulus
yang tidak menyenangkan dan tidak diinginkan tersebut.
ü Contoh Kasus
Rama adalah anak yang agresif. Hampir
setiap hari subjek berperilaku yang merugikan dan membahayakan keselamatan
orang lain. Anak tersebut sulit membedakan maksud dari candaan teman sebayanya.
Jika anak sudah mulai terusik maka ia akan langsung membalas usikkan temannya
dengan balasan yang lebih, seperti memukul dengan keras ataupun melempar
sesuatu yang ke arah temannya dengan benda terdekat darinya dan tak jarang ia
menggunakan batu atau pun benda keras lainnya untuk mengekspresikan amarahnya.
Saat pembelajaran di kelas, perilaku
anak sulit untuk dikondisikan, banyak aktivitas anak yang tidak mendukung
pembelajaran seperti membantah, memukul dan mengganggu, tidak mengerjakan
tugas, tidak bisa duduk diam di kursinya, keluar kelas serta sulit diajak berkomunikasi
terkait pembelajaran akademik di kelas, di mana anak dalam belajarnya cenderung
kurang memiliki kepatuhan terhadap aturan atau norma yang mengatur interaksi
antara anak sebagai seorang yang sedang belajar dengan bahan belajar (guru dan
sebagainya), sehingga proses belajarnya sendiri tidak akan berlangsung secara
optimal.
ü Cara penanganan
Perilaku agresif yang dilakukan seorang
anak perlu ditangani secara serius, agar tidak berdampak terhadap perkembangan
kepribadian anak. Pendidik harus menentukan dan menemukan tindakan-tindakan
yang efektif guna mengatasi perilaku agresif anak.
Penanganan terhadap masalah perilaku
agresif harus dilakukan secara menyeluruh, artinya semua pihak harus terlibat
termasuk guru, orang tua dan lingkungan sekitarnya. Terhadap anak yang
menampilkan perilaku yang agresif, biasanya dikenakan hukuman akibat perilaku
yang ia kerjakan. Tapi jika hukuman yang diberikan tidak secara konsisten atau
tertunda maka hukuman tersebut tidak akan menyelesaikan masalah justru akan
meningkatkan perilaku agresif.
Jika memang anak harus dihukum, pendidik
bisa memberikan hukuman lain tanpa menggunakan kekerasan atau pukulan. hukuman yang diberikan dengan syarat hukuman tersebut
harus bisa dipertanggung jawabkan dan tidak boleh sewenang-wenang, harus
bersifat memperbaiki, tidak boleh bersifat ancaman atau balas dendam, jangan
menghukum dalam keadaan marah, jangan melakukan hukuman badan, hukuman tidak
boleh merusak hubungan baik antara si pendidik dan yang di didik serta harus
adanya kesanggupan untuk memberi maaf jika anak telah menyesali perbuatannya.
Dalam lingkungan keluarga berilah anak
salah satu bentuk penguatan positif seperti perhatian dan pujian untuk perilaku
yang positif agar meningkatkan perilaku yang baik kepada seorang anak,dan pengarahan
kepada perilaku yang agresif, penerapan disiplin yang konsisten,
memantau kegiatan anak selama berada diluar, memberikan model kepada anak agar
tidak berperilaku agresif juga, memperbanyak komunikasi dengan anak. Perlu juga
diperhatikan saat anak menonton televisi harus dalam pengawasan.
Dalam lingkungan sekolah guru
menampilkan tingkah laku positif sebagai model bagi anak dengan tidak
menampilkan perilaku agresif juga misalnya marah atau balas membentak ketika
menghadapi anak yang agresif. Biasanya agresif anak muncul karena tidak mampu
menyelesaikan suatu tugas. Untuk itu, bantu anak untuk berhasil dalam
menyelesaikan tugasnya. Jika kemungkinkan dan dirasakan perlu bawalah anak ke
psikolog agar dapat diketahui penyebab dan penanganan perilakunya secara
menyeluruh.
Perlunya konselor dan
pendidikan karakter yang baik. Bila
saya amati, beberapa sekolah anak usia dini tidak
memiliki seorang konselor. Seorang konselor biasanya
adalah seseorang yang memiliki dasar pendidikan psikologi.
Keberadaan seorang konselor sangat penting di sebuah
sekolah untuk mengatasi masalah yang
terjadi di sekolah atau yang berhubungan
dengan kepribadian anak. Kewajiban seorang konselor juga tidak lepas
dari pendidikan karakter, misalnya dengan
mengajarkan sopan santun kepada anak, mengajarkan
nilai moral kepada anak, dan masih banyak lagi. Dan yang tak kalah
penting, seorang konselor anak usia dini
harus tahu mengajar anak-anak didiknya dengan cara yang menyenangkan.
Misalnya dengan lagu, dongeng, permaian, dan lain-lain. Sehingga
anak tidak hanya sekedar bermain dan mendapatkan ilmu, namun juga
mendapatkan pendidikan moral yang baik.
Keberadaan seorang konselor, juga bisa menjadi penengah saat ada
masalah yang terjadi di sekolah. Konselor bisa
menjadi penengah atau penjalin komunikasi antara guru,
orang tua, anak didik, dan kepala sekolah.
B.
PENYESUAIAN DIRI ANAK USIA DINI
Menurut Elizabeth B.
Hurlock (1992:287) mendefinisikan penyesuaian sosial sebagai keberhasilan
seseorang untuk menyesuaikan diri pada orang lain pada orang lain pada umumnya
dan terhadap kelompok khususnya.
ü
Contoh Kasus
Karen Yordani anak kedua dari 2
bersaudara yaitu anak terakhir. Dalam kehidupan sehari-harinya karen termasuk
anak yang kurang aktif dalam bergaul dengan teman sebaya. Namun Karen sering
menunjukan perilaku yang terkadang menarik diri dari lingkungannya. Mudah
tersinggung dan menjadi sedih, pengendalian diri lemah, bersikap kasar dan
cenderung emosional. Sering menunjukkan perasaan khawatir dan cemas yang berlebihan,
Mudah tersinggung dan menjadi sedih, Pengendalian diri lemah, Bersikap kasar
dan cenderung emosional, Memiliki kebiasaan-kebiasaan buruk seperti merusak,
Penyimpangan tingkah laku dari perkembangannya, seperti eburesis (masih ngompol
walaupun usianya sudah besar).
Sejak kecil
Karen selalu mendapatkan apa yang dia inginkan seperti memiliki banyak
mainan-mainan, orang tua selalu mengikuti keinginannya, dengan kebiasaan
tersebut sangat berpengaruh pada perkembangan penyesuaian diri anak pada lingkungannya.
Maka anak merasa selalu dapat terpenuhi apabila dia menginginkan sesuatu, hal
tersebut membuat anak menjadi lebih nyaman sendiri. Jadi, anak pun kurang
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
ü
Cara Penanganan
Sifat anak yang bersikap kasar bisa
menjadi masalah bagi ibu dan anak. Karena itu orangtua perlu memaklumi sifat
anaknya tersebut. Ada beberapa cara/penanganan yang bisa dilakukan untuk
meredam perilaku kurang kasar anak yaitu :
- Menerima anak dengan baik termasuk kekurangan dan kelemahannya, Mampu memberikan pujian, Memperlakukan anak secara bijaksana yang diwarnai dengan kejujuran, Menciptakan suasana yang aman, Menciptakan suasana hidup yang penuh toleransi, Memberi anak perhatian secara khusus setiap anak melakukan tugas-tugasnya, Menempatkan anak pada kegiatan kelompok, Memberi kesempatan pada anak untuk maju kedepan untuk menyiapkan do’a.
- Jangan Berikan Hukuman saat Anak Berkata Kasar, Ketika anak berkata kasar dan jorok, kebanyakan orangtua malah memberinya hukuman atau peringatan keras. Padahal itu sama sekali tidak menyelesaikan masalah. Memberikan perhatian saat ia mengucapkan kata-kata sopan bisa mendorong anak senang mengucapkan kata-kata baik, ketimbang mengajarinya dengan memberi hukuman. Jika Anda mendengar si kecil berkata kasar dan jorok, segera beritahu artinya secara singkat dan jelas. Beritahukah juga akibatnya jika ia mengucapkan kata-kata tersebut kepada orang lain. Jelaskan pada anak kata-kata apa saja yang boleh diucapkannya ketika ia emosi. Agar anak berkata kasar dan jorok menghentikan kebiasaan negatifnya tersebut, biarkan ia mengeksplor, mengetahui hal baru, dan melakukan apa yang ingin ia lakukan secara mandiri di lingkungan sosialnya. Sentuhan kasih sayang dan perhatian serta dukungan keluarga diiringi penanaman batasan atau aturan sejak dini agar anak belajar disiplin, baik juga untuk perkembangan positif perilaku anak.
- Mendorong anak untuk sedia mengeksplorasi dan beraktivitas di luar rumah tanpa ditemani orangtua. Misalnya, saat anak melakukan kegiatan, anak bisa ditemani oleh kakek atau nenek, om atau tante ataupun pengasuh.
- Orangtua dapat membiasakan anak saat di rumah untuk bisa bermain sendiri tanpa harus ditemani oleh pengasuh maupun anggota keluarga yang lain. Meskipun anak dibiasakan bermain sendirian, anak tetap harus dalam pengawasan orang dewasa yang ada di rumah. Hal ini sangat menolong anak saat berada di sekolah, anak akan terbiasa bermain atau melakukan kegiatan seorang diri tanpa harus ditemani terus-menerus oleh guru.
- Latih anak agar berani menyampaikan keinginannya atau apa yang sedang dirasakannya, baik kepada orangtua maupun anggota keluarga yang lain. Misalnya, keinginan anak untuk buang air besar atau pun buang air kecil, saat merasa lapar dan haus, saat ada teman yang menyakiti dirinya, dan lain-lain. Hal ini menolongnya untuk berani memberitahu guru tentang keinginannya saat di sekolah nanti.
- Bisa membuat media/APE pembelajaran yang menarik agar anak asik bermain dalam kelas menciptakan suasana yang kondusif dan nyaman
- Membangun suasana yang menyenangkan
- Ceritakan hal-hal positif dan menarik tentang sekolah. Misalnya, dengan membacakan buku-buku cerita tentang anak-anak yang pertama kali masuk sekolah, atau buku tentang anak-anak yang senang dengan sekolah.
- Berikan penghargaan atau kata-kata positif (apresiasi) kepada anak apabila anak mau melakukan kegiatan apa saja yang berhubungan dengan sekolah.Misalnya memberikan tepuk tangan, jempol, berkata “hebat” atau “pintar”.
C. PERILAKU SOSIAL ANAK USIA DINI
Perilaku sosial menurut Hurlock (1978:239) terbagi atas dua kelompok, yaitu
pola perilaku sosial dan pola perilaku yang tidak sosial. Pola perilaku yang
termasuk dalam perilaku sosial adalah: kerja sama, persaingan, kemurahan hati,
hasrat akan penerimaan sosial, simpati, empati, ketergantungan, sikap ramah,
sikap tidak mementingkan diri sendiri, meniru dan adanya perilaku kelekatan.
ü
Contoh Kasus
Anak ini bernama galih, galih adalah
anak yang sangat aktif. Pada awal sekolah dia diantar oleh ibunya. Galih selalu
meminta ibunya memantau dari jendela hingga kegiatan belajar usai. Apabila
ibunya tidak menampakkan wajahnya dijendela. Galih akan menangis meraung-raung
dan keluar mencari ibunya, meskipun ibunya hanya duduk di luar kelas. Si Galih
tidak berhenti menangis jika ibunya tidak menampakkan wajah di jendela atau di
tempat yang bisa dia lihat dari dalam kelas. 2 minggu berjalan di sekolah
Galih, si Galih tetap tidak mau belajar tanpa ibunya. Masalah yang terjadi pada
Galih yakni ia masih belum nyaman dalam lingkungan sekolahnya dan malu untuk
bersosialisasi kepada teman-temannya, dia masih bergantung pada ibunya.
ü Cara penanganan
Sebaiknya persiapan
mental anak tidak diabaikan. Mempersiapkan mental anak sebelum masuk sekolah
sangatlah penting. Hal ini akan menolong anak untuk merasa senang, nyaman, dan
lebih percaya diri menyambut hari pertama mereka di sekolah. Selain itu, juga
dapat melatih anak untuk tidak merasa cemas saat berpisah dari orangtua serta
berani bertemu dengan orang-orang baru di lingkungan sekolah. Sebenarnya
menangis dan rewelnya pun tidak akan lama. Beberapa hari pertama ditinggalkan
mungkin akan masih menangis, tapi jika orangtua konsisten ia tidak akan
melakukannya lagi. Tetapi jika orang tua terus mengulur-ngulur momen
meninggalkan anak di sekolah, maka anak akan makin rewel dan sulit berpisah
dengan orangtuanya dan ini akan membuat sulit anak dan orangtua sendiri.semua
anak sesungguhnya bias ditinggalkan oleh orangtua jika orangtua memberikan
transisi waktu yang baik dan perilaku orangtua yang konsisten saat meninggalkan
anak. Orang tua perlu melakukan.
Guru pun sangat
berperan penting saat anak bermasalah sosialisasi dilingkungannya. Tujuan umum
bimbingan di TK adalah membantu anak didik agar dapat mengenal dirinya dan
lingkungan terdekat sehingga dapat menyesuaikan diri melalui tahap peralihan
dari kehidupan di sekolah dan masyarakat di sekitar anak. Guru dapat membuat
anak nyaman dalam kelas, seperti:
KESIMPULAN
Perilaku agresif anak adalah perilaku
negative yang dilakukan oleh anak yang dapat mengganggu, menyakiti dan merugikan orang lain maupun benda-benda
disekitar. Perilaku yang negative tersebut dapat berupa perkataan (mengejek,
mengolok,menghina dan berbicara kasar) dan perbuatan ( berkelahi, mengganggu,
merusak, menendang, memukul, dll). Penanganan terhadap masalah perilaku agresif
harus dilakukan secara menyeluruh, artinya semua pihak harus terlibat termasuk
guru, orang tua dan lingkungan sekitarnya.
Penyesuaian diri dapat diartikan sebagai
penyesuaian sosial, yaitu kesanggupan anak untuk dapat bereaksi secara efektif
dan harmonis terhadap realitas sosial dan situasi sosialnya, serta bisa
menjalin hubungan sosial yang sehat.
Perilaku sosial anak adalah suatu proses
perubahan tingkah laku anak menuju kematangan dalam hubungan sosial sehingga
sehingga dapat berperilaku sesuai dengan harapan sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Susanto Ahmad. 2015. Bimbingan dan Konseling di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Prenadamedia
Group
Handayani
Rini,dkk. 2013. Penanganan anak
berkelainan (anak dengan kebutuhan khusus). Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka
KISAH CERITA SAYA SEBAGAI NAPI TELAH DI VONIS BEBAS,
BalasHapusBERKAT BANTUAN BPK Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum BELIAU SELAKU PANITERA MUDA DI KANTOR MAHKAMAH AGUNG (M.A) DAN TERNYATA BELIAU BISA MENJEMBATANGI KEJAJARAN PA & PN PROVINSI.
Assalamu'alaikum sedikit saya ingin berbagi cerita kepada sdr/i , saya adalah salah satu NAPI yang terdakwah dengan penganiayaan pasal 351 KUHP dengan ancaman hukuman 2 Tahun 8 bulan penjara, singkat cerita sewaktu saya di jengut dari salah satu anggota keluarga saya yang tinggal di jakarta, kebetulan dia tetangga dengan salah satu anggota panitera muda perdata M.A, dan keluarga saya itu pernah cerita kepada panitera muda M.A tentang masalah yang saya alami skrg, tentang pasal 351 KUHP, sampai sampai berkas saya di banding langsun ke jakarta, tapi alhamdulillah keluarga saya itu memberikan no hp dinas bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum Beliau selaku panitera muda perdata di kantor M.A pusat, dan saya memberanikan diri call beliau dan meminta tolong sama beliau dan saya juga menjelas'kan masalah saya, dan alhamdulillah beliau siap membantu saya setelah saya curhat masalah kasus yang saya alami, alhamdulillah beliau betul betul membantu saya untuk di vonis dan alhamdulillah berkat bantuan beliau saya langsun di vonis bebas dan tidak terbukti bersalah, alhamdulillah berkat bantuan bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum beliau selaku ketua panitera muda perdata di kantor Mahkamah Agung R.I no hp bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum 0823-5240-6469 Bagi teman atau keluarga teman yang lagi terkenah musibah kriminal, kalau belum ada realisasi masalah berkas anda silah'kan hub bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum semoga beliau bisa bantu anda. Wassalam.....
Bagaimana cara membuat laporan lengkap mengenai kasus di atas
BalasHapus