HAKIKAT MANAJEMEN, ORGANISASI DAN LATAR BELAKANG PERLUNYA MANAJEMEN BK

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Optimalisasi pelayanan bimbingan dan konseling perlu dilakukan sehingga pelayanan BK benar-benar memberikan kontribusi pada pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah yang bersangkutan. Suatu program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak mungkin akan tersusun, terselenggara dan tercapai apabila tidak dikelolah dalam suatu sistem manajemen yang bermutu. Manajemen yang bermutu sendiri akan banyak ditentukan oleh kemampuan manajer pendidikan di sekolah dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengendalikan sumber daya yang ada. pelaksanakan manajemen bimbingan dan konseling harus dirumuskan secara matang baik dari segi program pelayanan BK, meneliti hal-hal apa sajakah yang dibutuhkan oleh para siswa, materi-materi yang harus diajarkan untuk membentuk kematangan siswa, satuan layanan dan kegiatan dalam bimbingan dan konseling, dapat merumuskan dengan baik tatalaksana bimbingan dan konseling, dan mengevaluasi program yang telah dilaksanakan.
Manajemen bimbingan dan konseling adalah kegiatan yang  diawali dari perencanaan kegiatan bimbingan dan konseling, pengorganisasian aktivitas dan semua unsur pendukung bimbingan dan konseling, menggerakkan sumber daya  manusia untuk melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling, memotivasi sumber  daya manusia agar kegiatan bimbingan dan konseling mencapai tujuan serta  mengevaluasi kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengetahui apakah semua  kegiatan  layanan sudah dilaksanakan dan mengetahui bagaimana hasilnya.
Manajemen pendidikan adalah suatu proses atau sistem pengelolaan Manajemen pendidikan sebagai suatu proses atau sistem organisasi dan peningkatan kemanusiaan dalam kaitannya dengan suatu sistem pendidikan.
Digunakan istilah manajemen sekolah, terjemahan dari “school management” dan akan melihat bagaimana manajemen substansi-subtansi pendidikan di suatu sekolah atau manajemen berbasis sekolah agar dapat berjalan dengan tertib, lancar dan benar-benar terintegrasi dalam suatu sistem kerjasama untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Hal yang paling penting dalam implementasi manajemen berbasis sekolah adalah manajemen terhadap komponen-komponen sekolah itu sendiri.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan manajemen?
2.      Apa yang dimaksud dengan organisasi?
3.      Jelaskan yang dimaksud dengan manajemen bimbingan dan konseling?






BAB II
PEMBAHASAN
A.    Hakikat Manajemen
Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat dan profesi. dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang berkerja sama. dikatakan sebagai kiat oleh Follet karena manajem en mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain menjalnkan dalam tugas. dipandang sebagai profesi karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manejer, dan para profesioanal dituntun oleh suatu kode etik.
 Dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang manajer/pimpinan, yaitu : perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengawasan. oleh karena itu, manajemen diartikan sebagai proses merencana ,mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.Majemen adalah sebuah kegiatan yang berkesinambungan”.  Sedangkan dari Stoner sebagaimana dikutip oleh T. Hani Handoko (1995) mengemukakan bahwa : “Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”. Secara khusus dalam konteks pendidikan, Djam’an Satori (1980) memberikan pengertian manajemen pendidikan dengan menggunakan istilah administrasi pendidikan yang diartikan sebagai “keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien”.
Sementara itu, Hadari Nawawi (1992) mengemukakan bahwa “administrasi pendidikan sebagai rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara sistematis yang diselenggarakan di lingkungan tertentu terutama berupa lembaga pendidikan formal”. Meski ditemukan pengertian manajemen atau administrasi yang beragam, baik yang bersifat umum maupun khusus tentang kependidikan, namun secara esensial dapat ditarik benang merah tentang pengertian manajemen pendidikan, bahwa : (1)  manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan; (2) manajemen pendidikan memanfaatkan berbagai sumber daya; dan (3) manajemen pendidikan berupaya untuk mencapai tujuan tertentu.
Manajemen sekolah merupakan faktor yang paling penting dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah yang keberhasilannya diukur oleh prestasi yang didapat, oleh karena itu dalam menjalankan kepemimpinan, harus menggunakan suatu sistem, artinya dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang di dalamnya terdapat komponen-komponen terkait seperti guru-guru, staff TU, orang tua siswa, masyarakat, pemerintah, anak didik, dan lain-lain harus berfungsi optimal yang dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja pimpinan.
Telah diuraikn bahwa  kepala sekolah dapat berpera sebagai administrator manager dan supervisor. Ini berarti organisasi sekolah melaksanakan administrasi, managemen dan supervise. Begitu pula dengan organisasi-organisasi lain pada hakikatnya melaksanakan 3 aktivitas tersebut. Keluarga misalnya adalah organisasi yang melaksanakan administrasi, yaitu suatu aktivitas yang mengupayakan kesejahteraan keluarga lahir batin, termasuk memberi pendidikan kepada putera puteri mereka. keluarga juga melakukan manajemen pendidikan tatkala ereka memikirkan buku-buku apa yang perlu disediakan untuk anak-anak, permain permainan macam mana yang baik, baik cara mendisiplin anak dan sebagainya. Dan dalam proses pendidikan itu silih berganti bapak dan ibu melakukan supervisi.
Kita kembali pada manajemen yang teradi dalam organisasi pendidikan formal. Walaupun dalam contoh disebutkan ada 1 manajemen disekolah yang dilaksanakan oleh kepala sekolah, namun pada hakikatnya managemen itu ada pada setiap unit kerja sekolah atau perguruan tinggi. Dalam perpustakaan sekolah misalnya ada juga manajernya sebab ia dapat dipandang sebagai 1 organisasi yaitu bagian dari organisasi sekolah.Begitu pula halnya dengan unit Bimbingan dan Konseling, Unit laboratorium dan semunya memiliki manajemen. Apalagi unit-unit kerja diperguruan tinngi lebih luas daripada organisasi sekolah. Namun dalam praktek sehari-hari, kepala-kepala unit kerja itu tidak biasa disebut manajer sehingga seolah-olah disitu tidak ada manajemen, walaupun mereka melakukan pekerjaan manajer.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa tugas manajer ialah menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan sebelum memulai pekerjaan. Pendapat tentang macam ugas itu tidak sama bagi semua ahli. Perbedaan pendapat ini rupanya dipengaruhi oleh perkembangan administrasi dengan manajemen sebagai salah satu aktivitasnya beserta faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut. Mula-mula fungsi manajemen banyak ragamnya seperti merencanakan, mengorganisasi, menyusun staff, mengarahkan, mengkoordinasi dan mengontrol, mencatat dan melaporkan dan menyusun anggaran belanja. Selanjutnya Hersey (1978 h. 4) hanya menyebut empat fungsi saja yaitu merencanakan, mengorganisasi, memotivasi dan mengontrol.
Supaya lebih jelasnya tugas manajer akan dibandingakan dengn supervistor. Supervisi ialah proses pembibingan dari pihak atasan kepada guru-guru dan para personalia sekolah lainnya yang berlangsung menangani belajar para siswa, untuk memperbaiki situasi belajar mengajar dengan maksud mencapai tujan yang diinginkan. Memperhatikan tujuan supervise diatas, maka tugas para supervisor adalah membina terutama guru-guru dalam membimbing siswa-siswa belajar dan menyiapakn fasilitas belajar mereka. Supervisor juga melakukan pekerjaan seperti yang dilakukan manajer. Supervisor merencanakan usaha-usaha untuk memperbaiki kekeliruan guru, mengrahkan guru yang kurang berdedkasi, dn mengotrol pekerjaan guru tersebut. Pekerjakan oleh manajean supervisor terbatas kepada suatu lingkup guru yang iya bina. sedangkan pekerjaan guru itu sendiri sudah digariskan oleh manajer
Di sekolah pekerjaan manajer dan supervisor dirangkap oleh kepala sekolah sebagai administrator. Tetapi di perguruan tinggi pekerjaan manajer dilaksanakan oleh rector dan para dekan, sedangkan pekerjaan supervisor oleh para ketua jurusan yang langsung membawahi para dosen jurusan. Hal ini sesuai dengan pendapat baru bahwa supervise itu dilakukan oleh administrator terdepan.( Robbins 1982, h.332)
Pengawasan terakhir ialah bermaksud menilai proses pendidikan dan hasil pendidikan. Manajer melakukan control apakah proses dan hasil pendidikan itu sudah sesuai dengan rencana semula atau dengan revisinya, secara kualitatif maupun kuantitatif.kontrol  terhadap proses pendidikan mencakup materi pelajaran yang diberikan, media yang dipakai, metode belajar dan mengjar, pengendlian kelas dan cara guru menilai siswa. Kegiatan ini dilakukan pada akhir semester dan akhir tahun ajaran/tahun kuliah. Hasil pengawasan ini juga dipakai umpan balik bagi manajer atau tim manajer utuk penyusunan aktivitas sesemster/tahun berikutya.
Dari uraian diatas, ternyata manajemen merupakan aktivitas yang paling menentukan. sebab ia ibarat perintis,pemicu dan pengontrol adalah juga berada ditangannya. manajemen adalah pusat administrasi, adminitrasi berawal dan berakhir pada manajemen. Manajemen adalah inti administrasi. karena tugas manajemen merupakan bagian utama administrasi, dengan tugas-tugasnya yang paling menentukan administrasi. Inilah yang merupakan hakikat manajemen, suatu aktivitas yang menjadi pusat administrasi, pusat atau inti kerjasama antar anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetpakn sebelumnya.
Proses kerja dengan dan atau melalui (mendayagunakan) orang lain untuk mencapai tujuan organisasi agar efektif dan  efisien. Aspek utama manajemen sebagaimana diungkapkan everard dan morris adalah “menyusun arah, tujuan dan sasaran” orientasi cita-cita yang jelas merupakan pusat bagi pendekatan-pendekatan teoritis dalam manajemen pendidikan, seperti yang akan kita lihat nanti. Dua contoh berikut mengilustrasikan poin ini :
§  Mendefinisiskan tujuan adalah fungsi utama administrasi ( Culberston, 1983, dikutip dari Bush, 1995, hal. 1).
§  Sebuah organisasi  dibangun untuk mencapai cita-cita atau sasaran melalui aktivitas kelompok ( Cyert, 1975, dikutip dari Bush, 1995, hal. 2 ).
Secara umum, mendefinisikan tujuan dalam pendidikan merupakan hal yang sederhana ; terkait dengan pembelajaran.
§  Tujuan manajemen pendidikan adalah untuk memfasilitasi pembelajaran siswa sebagai sebuah bentuk proses pembelajaran.
Pentingnya manajemen yang efektif dalam organisasi pendidikan semakin banyak mendapatkan pengakuan dari berbagai pihak. Sekolah dan perguruan tinggi akan lebih efektif dalam memberikan pendidikan kepada siswa atau mahasiswanya jika mereka ter-manage dengan baik. Penelitian tentang efektifitas sekolah dan perbaikan sekolah di beberapa Negara menunjukkan bahwa mutu kepemimpinan dan menajemen merupakan salah satu variabel terpenting untuk membedakan sekolah yang berhasil dan yang tidak  ( sammon et. al.,1994 ).
Caldwell dan spink (1992) mengungkapkan bahwa manajemen merupakan fenomena internasional; mega-trand. Ini dipertegas oleh beberapa asumsi berikut ini:
1.      Manajer akan lebih responsive terhadap klien dan komunitasnya jika ia mampu menentukan dan menghasilkan mutu pendidikan yang lebih baik dari pada sebelumnya.
2.      Manajer akan mampu menentukan adonan yang tepat untuk sumber daya yang ada (guru, staf, material, peralatan) untuk mencapai tujuan dan spesifik sekolah.
3.      Staf memperoleh insentif yang cukup dalam memaksimalkan efesiensi dalam penggunaan sumber daya yang ada, karena penghematan tersebut bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan sekolah dan perguruan tinggi selanjutnya.Standar mutu ada pada klien, dan orang tua sebagai wali klien, sementara sekolah merespon kebutuhan-kebutuhan mereka dan mengambil resiko terhadap kegagalan yang dialami siswa.
B.     Hakikat Organisasi
Organisasi secara umum disebut dapat diartikan dapat memberi struktur atau susunan yakni dalam penyusunan/ penempatan orang-orang dalam suatu kelompok kerja sama, dengan maksud menempatkan hubungan antara orang-orang dalam kewajiban-kewajiban, hak-hak dan tanggung jawab masing-masing. Penentuan struktur hubungan tugas dan tanggung jawab itu dimaksudkan agar tersusun suatu pola kegiatan untuk menuju kearaha tercapainya tujuan bersama.
Dengan kata lain organisasi adalah aktivitas dalam membagi kerja, menggolong-golongkan jenis pekerjaan, memberi wewenang, menentapkan saluran perintah dan tanggung jawab kepada pelaksana.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan sudah semestinya punya orgaisasi yang baik agar tujuan pendidikan formal ini tercapai sepenuhnya. Kita mengetahui unsur personal di dalam lingkungan sekolah  adalah, kepala sekolah, guru, karyawan, da murid. Disamping itu sekolah sebagai lembaga pendidikan formal ada dibawah instansi atasan baik itu dikantor dinas atau dikantor wilayah departemen yang bersangkutan. Di Negara kita, kepala sekolah adalah jebatan tertinggi disekolah itu, sehingga ia kan berperan  sebagai pemimpin sekolah dan dalam struktur organisasi sekolah ia didudukkan pada tempat paling atas.
Organisasi sekolah yang baik menghendaki agar tugas-tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan penyelenggaraan sekolah untuk mencapai tujuannya dibagi secara merata dengan baik sesuai dengan kemampuan, fungsi, da wewenang yang telah ditentukan. Melalui struktur organisasi yang ada tersebut orang akan mengetahui apa tugas dan wewenang kepala sekolah , apa tugas guru, apa tugas karyawan sekolah (yang biasanya dikenal sebagai tata usaha).
Demikian juga terlihat apakah di suatu sekolah dibentuk satuan tugas (unit kerja) tertentu seperti bagia UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), bagian perpustakaan , bagia kepramukaan, dan lain-lain sehingga keadaan ini tentunya akan memperlancar jalannya “roda” pendidikan disekolah tersebut.
Dengan organisasi yang baik dapat dihindari tindakan kepala sekolah yang menunjukkan kekuasaan yang berlebihan  (otoriter), suasanan kerja dapat berjiwa demokratis karena timbulnya partisipasi aktif dari semua pihak yang bertanggung jawab. Partisi pasi aktif yang mendidik (pedagogis) dapat digiatkan melalui kegairaha murid sendiri yang bergerak dengan wadah OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah). Oleh karena itu didalam memikirkan pembentukan organisasi sekolah, maka fungsi dan peranan OSIS tidak boleh dilipakan.
Organisasi adalah kumpulan orang-orang yang melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan bersama sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Dalam kehidupan manusia, tentu manusia tidak dapat hidup sendiri di tengah-tengah masyarakat, artinya selalu berharap adanya bantuan dari pihak lain atau sering disebut manusia adalah makhluk sosial. Menurut Plato sudah merupakan hakikat hidup manusia bahwa adanya ketergantungan manusia yang satu dengan manusia yang lainnya karena manusia bukan hidup sendiri tetapi hidup bermasyarakat. Tentu diperlukan jiwa sosial sebagai proses dinamika dan keteraturan hidup.
Pada dasarnya organisasi mengandung beberapa elemen penting yang memberikan gambaran tentang hakekat organisasi, yaitu:
1.      Bahwa organisasi merupakan suatu kerangka sosial, yaitu kerangka yang menunjukkan hubungan antara individu dalam organisasi.
2.      Bahwa dalam organisasi terdapat koordinasi yang dirancang untuk mengatur kegiatan kegiatan orang.
3.      Bahwa dalam organisasi terdapat pembagian kerja yang diatur dengan tingkatan otoritas.
4.      Seluruh kegiatan ditujukan untuk kegiatan pencapaian tujuan bersama
Dengan hal tersebut, memang organisasi memiliki arti yang sangat strategis dan peran yang dapat mengelola kehidupan manusia agar lebih mempunyai hakikat yang bermakna. Hakikat organisasi pada dasarnya berorientasi terhadap aspirasi dari pihak-pihak yang memilki kepentingan terhadap organisasi. Hakikat organisasi menjadi pondasi dasar dan asas dalam pengelolaan organisasi untuk mencapai tujuannya demi terciptanya sistem manajerial yang baik. Dapat dikatakan jika suatu organisasi kehilangan hakikat maka perlu dipertanyakan kontinuitas dari organisasi tersebut.
Lahirnya organisasi akibat adanya tujuan yang ingin hendak dicapai oleh pihak tertentu karena melihat adanya urgensi dari keberadaaan organisasi. Organisasi tidak hanya dibutuhkan pada lingkup yang kecil tetapi juga pada lingkup yang besar terlihat dari motif didirikannya organisasi. Organisasi yang kita ketahui bersama juga memiliki tingkatan tertentu tergantung pada tujuan dan objek dari organisasi tersebut. Contoh dari organisasi yaitu organisasi rumah tangga, organisasi perusahaan, organisasi kemasyarakatan, organisasi kelompok tertentu, organisasi kesamaan keyakinan, organisasi kenegaraan, dan lain-lain.
a.      Tujuan Hakikat Organisasi
Oleh karena itu, organisasi memang harus ada di dalam kehidupan manusia sebagai instrumen yang dapat mempersatukan manusia dalam proses dinamika dan keteraturan hidup. Dengan lahirnya organisasi Budi Utomo di Indonesia mengakibatkan lahirnya organisasi-organisasi yang lain yang tentu memiliki tujuan dan sasaran yang berbeda.
Organisasi-organisasi tanpa manajemen akan menjadi kacau dan bahkan mungkin gulung tikar. Hal ini terbukti dengan jelas dalam situasi yang tidak normal seperti adanya bencana ketika organisasi sedang tidak teratur maka manajemen sangat dibutuhkan untuk membenahi organisasi agar menjadi lebih baik. Setiap organisasi memiliki keterbatasan akan sumber daya manusia, uang dan fisik untuk mencapai tujuan organisasi. Keberhasilan mencapai tujuan sebenarnya tergantung pada tujuan yang akan dicapai dengan cara menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut. Manajemen menentukan keefektifan dan efisiensi ditekankan pada melakukan pekerjaan yang benar.  
Efektif mengacu pada pencapaian tujuan efisien mengacu pada penggunaan sumber daya minimum untuk menghasilkan keluaran yang telah ditentukan. Bagi manajemen diutamakan efektif lebih dahulu baru efisien. Jadi organisasi membutuhkan manajemen terutama untuk dua hal yang terpenting yaitu:
1.      Pencapaian tujuan secara efektif dan efisensi.
2.      Menyeimbangkan tujuan-tujuan yang saling bertentangan dan menemukan skala prioritas . Salah satu wujud dari adanya manajemen dalam suatu organisasi adalah terlihat adanya struktur organisasi.
Struktur organisasi adalah pengaturan pekerjaan untuk dilaksanakan dalam suatu bisnis. Struktur organisasi dimaksudkan untuk membantu mewujudkan tujuan bisnis dengan cara mengatur pekerjaan yang harus dilakukan. Meskipun demikian tidak terdapat satu metode manajemen yang paling baik untuk mengatur suatu organisasi. Cara mengelola suatu organisasi disesuaikan dengan kondisi organisasi yang tentu masing-masing organisasi memiliki ciri dan situasi tertentu.
Penyusunan suatu organisasi formal, yaitu struktur organisasi yang disusun dan dibentuk oleh manajemen puncak, dimulai dengan merumuskan tujuan dan rencana organisasi. Manajemen kemudian menentukan aktivitas pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Aktivitas-aktivitas yang sudah ditentukan tersebut diklasifikasikan ke dalam beberapa unit kerja. Pengelompokan unit kerja berdasarkan pada kesamaan aktivitas atau k kesamaan proses atau keterampilan yang diperlukan, yang disebut kesamaan fungsional. Masing-masing unit kerja tersebut kemudian diberi aktivitas dan wewenang oleh manajemen untuk melaksanakan tugas masing-masing.
b.      Azas-Azas Organisasi
Azas memiliki arti sebagai “ penyebab dasar pikiran daripada terciptanya sesuatu”.
Dasar pikiran tersebut adalah:
1.      Suatu pangkal tolak pikiran untuk sesuatu kasus.
2.      Suatu jalan dan sarana untuk menciptakan sesuatu tata hubungan atau kondisi yang kita kehendaki.
Ada beberapa jenis azas-azas organisasi yang dianggap penting dalam menganalisas struktur organisasi:
1.      azas perumusan tujuan , pentingnya merumuskan tujuan organisasi adalah untuk:
a.       organisasi tanpa tujuan tidak ada artinya dan hanya penghamburan saja
b.      tujuan dibutuhkan untuk melakukan koordinasi
c.       organisais yang menginginkan persaingan efektif dan tumbuh harus terus menerus diperbaharui tujuannya
2.      azas departementasi, departementasi adalah aktivitas untuk menyusun satuan satuan organisasi yang akan diserahi bidang kerja tertentu atau fungsi tertentu. Ada beberapa jenis departementasi :
a.       departementasi berdasarkan fungsi : yaitu pembentukan satuan satuan organisasi yang masing masing diserahi mengurus sekelompok aktivitas yang tergolong sejenis menurut sifatnya atau pelaksanaan pekerjaan pekerjaan yang berkaitan
b.      departementasi berdasarkan wilayah : yaitu pembentukan satuan organisasi yang masing masing diserahi tugas untuk mengurus satuan daerah tertentu, seperti perusahaan yang memiliki cabang cabang diberbagai tempat
c.       departementasi berdasarkan produksi : yaitu pembentukan satuan satuan organisasi yang masing masing diserahi aktivitas menghasilkan jenis barang tertentu.
d.      Departementasie berdasarkan langganan : yaitu pembentukan satuan organisais yang masing masing melakukan kegiatan memberikan pelayanan kepada orang orang atau badan badan tertentu yang datang secara tetap sebagai langganan
3.      azas pembagian kerja : yaitu perincian serta pengelompokkan aktivitas aktivitas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakuakn oleh satuan organisasi atau oleh seorang pejabat tertentu. Tujuan dari pembagia kerja adalah : terdapatnya keseimbangan antara tugas yang dibebankan, serta tanggungjawab dan kekuasaan.
4.      azas delegasie kekuasaan : adalah penyerahan sebagia hak untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas dan tanggung jawabnya dapat dilaksanakan dengan baik dan pejabat yang satu kepada pejabat yang lain. Delegasi kekuasaan terbagi dalam dua kategori :
a.       sentralisasi : pimpinan organisasi merypakan sumber terakhir pada tingkat tertinggi untuk memberikan wewenang dan bersifat tunggal.
b.      Desentralisasi : wewenang dilimpahkan kepada lebih dari satu orang dimana masing masing orang bekerja sebagai satu kesatuan.
5.      azas kesatuan komando : bahwa tiap tiap pejabat dalam organisasi hendaknya hanya dapat diperintah dan bertanggungjawab kepada seorang pejabat atasan tertentu.
6.      azas koordinasi : bahwa adanya keselarasan aktivitas diantara satuan satuan organisasi dan keselarasan tugas diantara para pejabatnya.
7.      azas rentang pengwasan /span of control : bahwa seberapa orang setepat tepatnya harus berada dibawah kekuasaan pimpinan sehingga sang pimpinan mampu mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan perintah perintahnya.
8.      azas jenjang organisasi: adalah tingkat tingkat satuan organisasi yang didalamnya terdapat pejabat,tugas serta wewenang tertentu menurut kedudukannya dari atas ke bawah dalam fungsi tertentu.
9.      azas flexibilitas: bahwa struktur organisasi harus mudah dirubah untuk disesuaikan denga perubahan perubahan yang terjadi tanpa mengurangi aktivitas sedang berjalan
10.  azas berkelangsungan: suatu organisasi dibentuk, diharapkan akan berjalan terus dan tidak berhenti untuk sebuah alasan
11.  azas keseimbangan: penempatan satuan satuan organisasi kedalam struktur harus sesuai dengan peranannya.
c.       Faktor-Faktor Yang Diperlukan Dalam Menyusun Organisasi Sekolah
Sebenarnya pedoman untuk menyusun organisasi sekolah yang baik tidak mudah ditentukan. Perbedaan sekolah yang satu dengan yang lainnya adalah salah satu penyebab kesulitan itu. Tetapi sangat mungkin apabila sekolah yang sejenis mempunyai organisasi yang sama atau seragam dalam hal struktur atau susunannya.
Di bawah ini kami mengemukakan beberapa factor yang mempengaruhi perbedaan susunan oragnisasi sekolah.
1.      Tingkat Sekolah
Kita ketahui bahwa berdasar tingkatnya sekolah-sekolah yang ada di Indonesia dapat dibedakan atas:
a.       Sekolah dasar (SD).
b.      Sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP).
c.       Sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA).
d.      Peguruan tinggi.
Catatan:
Taman kanak-kanak adalah lembaga pendidikan prasekolah yang bertujuan mempersiapkan dan mengembangkan kepribadian anak-anak agar cukup matang untuk memasuki jenjang sekolah yang pertama.
Tentunya dapatlah kita bayangkan bahwa tugas-tugas kegiatan-kegiatan pendidikan yang baik yang bersifat kurikuler majupun yang ekistrakulikuler dalam rangka mencapai tujuan pendidikan pada masing-masing tingkat sekolahtersebut sangat berbeda. Perbedaan tingkat berarti perbedaan usia sekolah.
Dengan demikian keadaan  fisik dan perkembangan jiwa ana jelas berbeda antara aak tingkat yang satu dengan tingkat sekolah berikutnya. Sebagai contoh: misalnya disekolah dasar sekarang biasanya tidak ada seksi bimbingan penyuluhan (Guidance and Counseling), sebab masalah ini merupakan tugas rangkapan dari kepala sekolah, dan hingga saat ini pemerintah cq. Departemen P dan K tidak atau belum mengangkat seorang pembimbing khusu bagi Sekolah Dasar.
Lain halnya pada sekolah lanjutan, disekolah ini biasanya sudah tersedia satu orang tenaga konselor ( pembimbing) dengan tugas pokoknya sebagai pembimbing. Karenaitu biasanya di sekolah lanjutan dalam struktur oragnisasinya kita dapati seksi GC (Guidance and Conunseling).
Diatas ini baru sekedar contoh perbedaan, masih banyak bidang-bidang lain yang ditangani secara khusus pada sekolah lanjutan tetapi tidak demikian pada Sekolah Dasar, misalnya masalah Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), penggarapan majalah dinding, pengelolaan perpustakaan sekolah, dan bagian pengajaran yang menangani kelancaran dan pengembangan kurikulum /program pendidikan dan pengajaran.
Belum lagi apabila kita bicarakan organisasi perguruan tinggi , disini kita jumpai banyak boding tugas yang ditangani secara khusus lebiih baya dari pada tugas-tugas dari sekolah lanjutan. Disamping itu ciri khas perguruan tinggi di Indonesia yang mengemban tugas tri dharma perguruan tinggi yakni pendidikan, dan pengabdian masyarakat memungkinkan perguruan tinggi berkembag secara otonom, sehingga semakin bervariasi susunan oerganisasinya.
1.      Jenis sekolah
Berdasarkan jenis sekolah kita membedakan ada sekolah umun da kejuruan. Sekolah umum adalah sekolah yang program pendidikannya bersifat umum da bertujuan utama untuk memberikan bekal pengetahuan da kecakapan untuk melanjutkan studi ketingkat yang lebih tinggi lagi. Sekolah ini tida lain SMP dan SMU.
Sedangkan yang dimaksud sekolah kejuruan ialah sekolah-sekolah yang program pendidikannya mengarah kepada pemberian bekal kecakapan atau keterampilan khusus agar setelah selesai studinya, anak didik langsung dapat memasuki dunia kerja dalam masyarakat. Sekolah-sekolah kejuruan antara lan Sekolah Menengah Ekonomi atas (SMEA), Sekolah Teknik Menengah (STM).  Sekolah Teknologi Kerumah Tanggaan (SMTK), Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA), dan sebagainya.
Ditingkat SLTP kita jumpai sekolah menengah ekonomi pertama (SMEP), dan sekolah kesejahtraan keluarga pertama (SKKP), walaupun pada masa-masa mendatang tampaknya ada kecendrungan pemerintah untuk “menciutkan” jumlah sekolah kejuruan pada tingkat SLTP ini.
Kiranya kita dapat memaklumi dengan melihat perbedaan program pendidikan (kurikulum) da tujuan yang hendak dicapai maka struktur organisasi sekolah yang berlainan jenis tersebut pasti berlainan pula. Perbedaan organisasi ini mungkin dapat digambarkan antara lain sebagai berikut.
a.       Pada sekolah kejuruan terdapat petugas (kordinator) praktikum, pada sekolah umum tidak.
b.      Pada sekolah kejuruan terdapat petugas bagian ketenagakerjaan/ penempatan alumni, sedangkan pada sekolah umum tidak.
Demikianlah, beberapa perbedaan lainnya masih dapat kita kemukakan di lapangan.
2.      Besar kecilnya sekolah
Sekolah yang besar tentu memiliki jumlah murid, jumlah kelas, jumlah tenaga guru, dan karyawan serta fasilitas yang memadai. Sekolah yang kecil adalah sekolah yang cukup memenuhi syarat minimal da ketentuan yang berlau.
Dibawah ini kami sajikan bebrapa contoh tipe sekolah yang kami kutip dari buku pedoman pembakuan bangunan dan perabot sekolah yang diterbitkan oleh proyek pembakuan sarana pendidikan departemen pendidikan dan kebudayaan tahun1978. Dengan memperhatikan tipe-tipe sekolah ini kita dapat mana sekolah-sekolah  yang besar dan mana yang kecil, sehingga gambaran kita tentang organisasi sekolah yang bersangkutan akan berlawanan pula.


3.      Letak dan Lingkungan Sekolah
Letak sebuah sebuah sekolah dasar yang ada di pedesaan akan mempengaruhi kegiatan sekolah tersebut berbeda dengan sekolah dasar yang yang ada di kota, demikian pula sekolah lanjutan pertama yang kini mulai hampir disetiap daerah kecamatan, kegiatan dan programnya tentulah berbeda dengan sekolah lanjutan di kota apalagi kota-kota besar. Kegiatan yang dimaksudkan dalam hal ini adala kegiatan ekstra kurikuler maupun kegiatan kurikuler seperti tugas pada laboratorium sekolah dan kegiatan pengabdian pada masyarakat.
Dari segi keadaan lingkungan atau masyarakat sekitar sekolah mungkin ada dalam lingkungan masyarakat petani, masyarakat nelayan, masyarakat buruh, masyarakat pegawai negeri, dll. Perhatian kelompok masyarakat yang berbeda ini terhadap dunia pendidikan khususnya pendidikan bagi anak-anak mereka di sekolah pasti menunjukkan berbagai variasi perbedaan. Oleh karenanya dalam penyusunan struktur organisasi skolah, hal-hal tersebut perlu diperhatikan.
Pengertian Lain dari Organisasi
Organisasi mahasiswa merupakan salah satu jenis organisasi yang ada di masyarakat. Organisasi mahasiswa merupakan suatu cerminan kepemimpinan yang terjadi dalam lingkungan kampus. Organisasi ini berdiri karena melihat perlunya mewujudkan aspirasi dari mahasiswa secara keseluruhan dalam menunjang kegiatan akademik dari mahasiswa itu sendiri. Dalam menjalankan roda organisasi tentu terdapat kekurangan di dalamnya sebagai berikut:
a.       Kurangnya peran dari ketua ormaju dan senat dalam memainkan tiga peran yang harus dilakukan yaitu peran interpersonal, peran informasi, dan peran pengambilan keputusan. Peran interpersonal erat kaitannya dengan hubungan antara ketua ormaju/senat dan orang-orang di sekitarnya. Peran informasi sebagai hasil dari interaksi yang dilakukannya dengan pihak lain baik dari dalam maupun dari luar organisasi untuk memperoleh informasi yang penting. Peran pengambilan keputusan lebih tertuju pada kemampuan ketua ormaju/senat dalam mengambil keputusan yang tepat.
b.      Kurang mampunya menerapkan fungsi-fungsi manajemen seperti planning, organizing, actuating, staffing, dan controlling.
c.       Kurangnya jiwa intrepreneur dan entrepreneur dalam pengelolaan organisasi baik di tingkat senat maupun ormaju.
d.      Kurang memahami rencana strategis dalam pengelolaan organisasi terkait dengan visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, prosedur, aturan, program, dan anggaran.
e.       Kurangnya perasaan memiliki terhadap organisasi secara keseluruhan.
f.       Kurangnya tanggung jawab dari pengurus dalam mengelola organisasi.
g.      Kurangnya kemampuan organisasi dalam melaksanakan program kerja yang telah direncanakan.
h.      Kurangnya kemampuan organisasi dalam membangun informasi dan komunikasi terhadap warga secara keseluruhan.
i.        Adanya sebagian orang menjadikan organisasi sebagai kebutuhan aktualisasi diri.
Kader adalah orang yang akan dipersiapkan untuk melanjutkan kepengurusan dalam suatu organisasi di masa kan datang. Kontinuitas organisasi dapat dilihat dari seberapa besar usaha organisasi untuk menghasilkan kader-kader yang berkualitas. Dengan adanya kader maka tongkat estafet kepemimpinan dari suatu organisasi dapat terbina dengan baik. Aset dari suatu organisasi terletak pada kualitas dan kuantitas kader.
Tidak dapat dipungkiri organisasi mahasiswa bukan berorientasi pada profit tetapi berorientasi pada nilai-nilai sosial. Artinya orb mahasiswa tidak dapat dijadikan sebagai mata pencaharian tapi dapat dijadikan sebagai sumber nilai-nilai pembelajaran. Hal ini seharusnya sudah ada dari kader dalam organisasi mahasiswa. Artinya nilai juang dan pemahaman yang tinggi dari kader sangat dibutuhkan sehingga dimasa pergantian kepemimpinan, kader tersebut tetap memiliki nilai juang yang tinggi tanpa pamrih.
Nilai-nilai organisasi mahasiswa harus sudah sejak dini ditanamkan kepada kader sewaktu memasuki dunia kampus sehingga kader dapat tetap meneruskan nilai-nilai organisasi tersebut tanpa menghambat kreativitas dari kader. Dengan adanya nilai-nilai ini akan menjadikan pembentukan pola pikir dalam diri setiap kader bahwa nilai tersebut merupakan alasan dari keberadaan suatu organisasi.
C.    Latar Belakang perlunya  Manajemen Bimbingan Konseling
Manajemen bimbingan dan konseling adalah kegiatan yang  diawali dari perencanaan kegiatan bimbingan dan konseling, pengorganisasian aktivitas dan semua unsur pendukung bimbingan dan konseling, menggerakkan sumber daya  manusia untuk melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling, memotivasi sumber  daya manusia agar kegiatan bimbingan dan konseling mencapai tujuan serta  mengevaluasi kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengetahui apakah semua  kegiatan  layanan sudah dilaksanakan dan mengetahui bagaimana hasilnya.
Dipahami bahwa Sugiyono mendefinisikan Manajemen bimbingan dan konseling dimulai dari perencanaan, pengorganisasian hingga evaluasi  demi mencapai tujuan, Thantawy menjelaskan manajemen bimbingan dan konseling  sebagai upaya mendayagunakan sumber daya dan sistem informasi yang ada. Disini  ditekakan subyek yang jelas yaitu kepala sekolah sebagai manajer pendidikan di sekolah  yang bersangkutan yang bertanggung jawab dalam pencapaian tujuan bimbingan dan  konseling, sedangkan Ridwan hanya menitikberatkan pada proses pendayagunakan  sumber  daya yang ada.
Dari pendapat keduanya menunjukkan bahwa manajemen bimbingan dan koseling  memerlukan subjek yang mengatur pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang  ada  di sekolah. Adapun sumber-sumber organisasi sekolah yang perlu didayagunakan antara lain  kemampuan pengelolaannya, dana yang terbatas, bahan atau materi serta alat penunjang  yang terbatas pula, waktu tatap muka secara formal dan komunikasi yang sangat jarang dengan  siswa dan kesempatan siswa yang hampir tidak ada. Orientasi manajemen perlu disertai dengan prinsip-prinsip dalam penyusunan  program dan pengambilan keputusan dalam keseluruhan prosesnya. Kemudian, akhir dari  penanganan perlu diseratai dengan pertanggungjawaban dan pelaporannya. Untuk mewujudkan manajemen tersebut, dikehendaki awal kegiatan bimbingan dan konseling  pada perencanaan program yang didasarkan atas penelaahan kebutuhan subjek sasaran  (siswa)  dan kebiasaan-kebiasaan personil pelaksana.
Jadi dapat dipahami bahwa manajemen bimbingan dan konseling merupakan  upaya mengelola pelaksanaan bimbingan dan konseling dengan mendayagunakan semua  sumber daya yang ada di sekolah melalui pengaturan dan pemungsian semua fungsi manajemen melalui koordinasi kepala sekolah dan kerjasama dari guru BK serta semua  komponen  sekolah.  Dengan manajemen bimbingan dan konseling yang baik diharapkan sistem  bimbingan dan konseling di sekolah dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien  dalam rangka mencapai tujuan kegiatan bimbingan dan konseling, serta dapat  menegakkan  akuntabilitas bimbingan dan konseling.
Faktor-faktor yang melatarbelakangi muncul dan diperlukannya bimbingan dan konseling:
1.      Latar belakang historis
Sejarah tentang developing one’s potential (pengembangan potensi individu) dapat ditelusiri masyarakat Yunani kuno. Mereka menekankan tentang upaya untuk mengembangkan dan memperkuat individu melaui pendidikan, sehingga mereka dapat mengisi peranannya dimasyarakat. Mereka meyakini bahwa dalam diri individu terdapat kekuatan-kekuatan yang dapat distimulasi dan dibimbing kearah tujuan-tujuan yang berguna, bermanfaat atau menguntungkan baik bagi dirinya sendiri maupun masyarakat. Konselor yang terkenal di Yunani kuno adalah Plato, karena dia telah menaruh perhatian yang begitu besar terhadap pemahaman psikologis individu, seperti menyangkut aspek isu-isu moral, pendidikan, hubungan dalam masyarakat, dan teologis. Dia juga menaruh perhatian terhadap masalah-masalah:
a.       Bagaimana membangun pribadi manusia yang baik melalui asuhan atau pendidikan formal.
b.      Bagaimana caranya supaya anak dapat berfikir lebih efektif.
c.       Teknik apa yang telah berhasil mempengaruhi manusia dalam kemampuannya mengambil keputusan dan mengembangkan keyakinannya.
Konselor yang lain diantaranya adalah Aristoteles (murid Plato), Hippocrates dan para dokter lainnya yang menaruh perhatian pada bidang psikologi.
2.      Latar belakang filosofis
Kata filosofis atau filsafat dalam bahasa Arab yang berasal dari kata yunani yang berarti filosofia (philosophia). Filsafat artinya cinta terhadap kebijaksanaan atu hikmah atau ingin mengerti segala sesuatu dengan mendalam. John J. Pietrofesa et.al mengemukakan pendapat James Cribin tentang prinsip-prinsip filosofis dalam bimbingan:
a.       Bimbingan hendaknya didasarkan kepada pengakuan akan kemuliaan dan harga diri individu dan atas hak-haknya untuk mendapat bantuan.
b.      Bimbingan merupakan proses pendidikan yang berkesinambungan artinya bimbingan merupakan bagian intergal dalam pendidikan.
c.       Bimbingan harus respek terhadap hak-hak setiap klien yang meminta bantuan atau pelayanan.
d.      Bimbingan bukan prerogatif kelompok khusus profesi kesehatan mental. Bimbingan dilaksanakan melaui kerjasama, dan masing-masing bekerja berdasarkan keahlian atau kompetensinya sendiri.
e.       Fokus bimbingan adalah membantu individu merealisasikan potensi dirinya.
f.       Bimbingan merupakan elemen pendidikan yang bersifat individualisme, personalisasi dan sosialisai.
Pemikiran dan pemahaman filosofis menjadi alat yang bermanfaat bagi pelayanaan bimbingan dan konseling pada umumnya, dan bagi konselor khususnya yaitu membantu konselor dalam memahami situasi konseling dan dalam memberi keputusan yang tepat.
3.      Latar belakang sosial budaya
Faktor-faktor sosial budaya yang menimbulkan kebutuhan akan bimbingan:
a.       Perubahan konstelasi keluarga
Terkait dengan masalah keluarga yang disfungsional, Stephen R. Covey mengemukakan sekitar 30 tahun yang lalu terjadi perubahan situasi keluarga yang sangat kuat dan dramatis seperti peristiwa berikut ini:
1)      Angka kelahiran anak yang tidak sah meningkat menjadi 400%.
2)      Persentase orang tua tunggal (single parrent) telah berlipat ganda.
3)      Angka perceraian yang terjadi telah berlipat ganda, pernikahan yang berakhir dengan perceraian.
4)      Peristiwa bunuh diri dikalangan remaja meningkat sekitar 300%.
5)      Sekor tes bakat skolastik para siswa turun sekitar 73 butir
6)      Masalah nomor satu wanita Amerika pada saat ini adalah tindakan kekerasan (pemerkosaan).
7)      Seperempat remaja yang melakukan hubungan seksual telah terkena penyakit kelamin sebelum menamatkan sekolahnya di SMA.
b.       Perkembangan pendidikan
Arah meluas tampak dalam pembagian sekolah dalam berbagai jurusan khusus dan sekolah kejuruan. Hal ini menimbulkan kebutuhan akan bimbingan untuk memilih jurusan yang khusus dan memilih bidang studi yang tepat bagi setiap murid. Arah mendalam tampak dalam berkembangnya ruang lingkup dan keragaman disertai dengan pertumbuhan tingkat kerumitan dalam tiap bidang studi. Hal ini menimbulkan masalah bagi murid untuk mendalami tiap bidang studi dengan tekun. Perkembangan ke arah ini bersangkut paut pula dengan kemampuan dan sikap serta minat murid terhadap bidang studi tertentu. Ini semua menimbulkan akibat bahwa setiap murid memerlukan perhatian yang bersifat individual dan khusus. Dalam hal ini pula terasa sekali kebutuhan akan bimbingan di sekolah.
c.       Dunia kerja
Dalam dunia kerja bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan karena terjadi berbagai macam perubahan diantaranya sebagai berikut:
1)      Semakin berkurangnya kebutuhan terhadap pekerja yang tidak memilki ketrampilan.
2)      Meningkatnya kebutuhan terhadap para pekerja yang profesional dan memiliki ketrampilan teknik.
3)      Berkembangnya berbagai jenis pekerjaan sebagai dampak dari penerapan teknologi maju.
4)      Berkembangnya perindustrian di berbagai daerah.
5)      Berbagai jenis pekerjaan yang baru memerlukan cara-cara pelayanan yang baru.
6)      Semakin bertambahnya jumlah para pekerja yang masih berusia muda dalam dunia kerja.
d.      Perkembangan metropolitan
Dampak sosial yang buruk dari pertumbuhan kota di abad-21 terutama di kota-kota berkembang sebagai berikut:
1)      Urbanisasi dilakukan dengan motivasi mengadu nasib.
2)      Masalah pengangguran.
3)      Banyaknya tenaga kerja yang tidak memenuhi kebutuhan lapangan kerja di kota.
4)      Banyaknya pemukiman ilegal didirikan.
5)      Terbatasnya fasilitas air bersih dibanding banyaknya jumlah kebutuhan penduduk.
6)      Lingkungan semakin buruk yang mengakibatkan meningkatnya angka kematian anak.
e.       Perkembangan komunikasi.
f.       Seksisme dan rasisme.
Seksisme merupakan paham yang mengunggulkan salah satu jenis kelamin dari jenis kelamin yang lainya. Sedangkan rasisme merupakan paham yang mengunggulkan ras yang satu dari ras yang lainnya.
g.      Kesehatan mental
h.      Perkembangan teknologi
Timbul dua masalah penting yang menyebabkan kerumitan struktur dan keadaan masyarakat:
1)      Penggantian sebagian besar tenaga kerja dengan alat-alat mekanis-elektronik.
2)      Bertambahnya jenis-jenis pekerjaan dan jabatan baru yang menghendaki keahlian dan pendidikan khusus.
i.        Kondisi moral dan keagamaan
j.        Kondisi sosial ekonomi.
4.      Latar belakang religius
Landasan religius bimbingan dan konseling pada dasarnya ingin menetapkan klien sebagai makhluk Tuhan dengan segenap kemuliaannya menjadi fokus sentral upaya bimbingan dan konseling. Pembahasan landasan religius ini, terkait dengan upaya mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam proses bimbingan dan konseling. Pendekatan bimbingan dan konseling yang terintegrasi di dalamnya dimensi agama, ternyata sangat disenangi oleh masyarakat Amerika sekarang ini. Perlunya pengintegrasian nilai-nilai agama dalam konseling, Marsha Wiggin Frame mengemukakan bahwa agama sepatutnya mendapat tempat dalam praktek-praktek konseling atau psikoterapi, yang berdasarkan alasan:
a.       Mayoritas orang Amerika meyakini Tuhan dan mereka banyak yang aktif mengikuti peribadatan.
b.      Terdapat tumpang tindih dalam nilai dan tujuan antara konseling dengan agama, seperti menyangkut upaya membantu individu agar dapat mengelola berbagai kesulitan hidupnya.
c.       Banyak bukti empirik yang menunjukkan bahwa keyakinan beragama telah terkontribusi secara positif terhadap kesehatan mental.
d.      Agama sudah sepatutnya diintegrasikan ke dalam konseling dalam upaya mengubah pola pikir yang berkembang di akhir babad-20.
e.       Kebutuhan yang serius untuk mempertimbangkan konteks dan latar balakang budaya klien, mengimplikasikan bahwa konselor harus memperhatikan secara sungguh-sungguh tentang peranan agama dalam budaya.
5.      Latar belakang psikologis
Peserta didik sebagai individu yang dinamis dan berada dalam proses perkembangan, memiliki kebutuhan dan dinamika dalam interaksi dengan lingkungannya. Di samping itu, peserta didik senantiasa mengalami berbagai perubahan sikap dan tingkah lakunya. Proses perkembangan tidak selalu berlangsung secara linier (sesuai dengan arah yang diharapkan atau norma yang dijunjung tinggi), tetapi bersifat fluktuatif dan bahkan terjadi stagnasi atau diskontinuitas perkembangan.
Urgensi bimbingan dan konseling
Ada beberapa alasan dibutuhkannya bimbingan dan konseling pada setiap bidang, diantaranya:
1.      Perkembangan IPTEK.
Karena di era modern ini semakin maju dan berkembang, sehingga antara manfaat dan kerugiannya sangat tipis perbedaannya. Dampak perkembangan IPTEK ini sebagai berikut:
a.       Menimbulkan perubahan-perubahan dalam berbagai sendi kehidupan seperti: sosial, budaya, politik, ekonomi, industri, dan lain sebagainya.
b.      Berkembangnya sejumlah karier atau jenis lapangan pekerjaan tertentu.
c.       Timbul masalah hubungan sosial, tenaga ahli, lapangan pekerjaan, pengangguran, dan lain sebagainya.
d.      Membawa dampak positif dan negatif, pertumbuhan penduduk semakin kompleks masalahnya.
e.       Berpengaruh dalam dunia pendidikan, khususnya dalam lingkup sekolah dan madrasah. Lembaga pendidikan bertanggung jawab mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu (berhasil) menyesuaikan diri di dalam masyarakat dan mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. Sehingga layanan bimbingan dan konseling sangat diperlukan.
2.      Makna dan fungsi pendidikan
Dalam konteks Islam, pendidikan bermakna bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam. Pendidikan pada hakikatnya merupakan upaya untuk membentuk manusia lebih berkualitas. Inti tujuan pendidikan adalah terwujudnya kepribadian yang optimal dari setiap peserta didik.
3.      Guru
Tugas utama guru selain sebagai pengajar juga pembimbing. Fungsi sebagai pengajar dan pembimbing terintegrasi dalam peran guru dalam proses pembelajaran. Guru diharapkan mampu:
a.       Mengenal dan memahami setiap siswa baik sebagai individu maupun kelompok.
b.      Memberikan berbagai informasi yang diperlukan dalam proses pembelajaran.
c.       Memberikan kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat belajar sesuai dengan karakteristik pribadinya.
d.      Membantu (membimbing) setiap siswa dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya.
e.       Menilai keberhasilan siswa
Guru mewujudkan fungsi dan peran seperti di atas merupakan suatu keniscayaan bagi setiap calon guru dan guru untuk menguasi bimbingan dan konseling.
4.      Faktor psikologis
Terdapat perbedaan individual antara siswa satu dengan yang lain. Masalah-masalah psikologis yang timbul pada siswa menuntut adanya upaya pemecahan melalui pendekatan psikologis antara lain melalui layanan dan bimbingan konseling. Beberapa masalah psikologis yang menjadi latar belakang perlunya layanan bimbingan dan konseling, diantaranya:
a.       Masalah perkembangan individu.
b.      Masalah perbedaan individu.
c.       Masalah kebutuhan individu.
d.      Masalah penyesuaian diri.
e.       Masalah belajar.
Pada hakikatnya manusia mengalami masalah-masalah yang kadang sulit untuk dipecahkan sehingga membutuhkan bantuan dari orang lain. Kalau orang terdekat misalnya keluarga tidak dapat membantu maka dibutuhkan bimbingan dan konseling untuk membantu memecahkan masalah tersebut.
1.      Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak terpisahkan (integral) dengan keseluruhan program pendidikan.
2.      Layanan bimbingan dan konseling merupakan pekerjaan tim (team work).
3.      Program bimbingan merupakan pekerjaan tim -> memerlukan adanya pembagian tugs (deskripsi tugas) yang jelas.
4.      Adanya deskripsi tugas jelas -> dapat mewujudkan mekanisme kerja yang lancer.
5.      Program BK perlu dievaluasi dan dikontrol



 BAB III
  PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah Proses penggunaan sumberdaya  secara efektif untuk mencapai sasaran. Organisasi yaitu aktivitas dalam membagi kerja, menggolong-golongkan jenis pekerjaan, memberi wewenang, menentapkan saluran perintah dan tanggung jawab kepada pelaksana. Sedangkan manajemen bimbingan dan konseling adalah kegiatan yang  diawali dari perencanaan kegiatan bimbingan dan konseling, pengorganisasian aktivitas dan semua unsur pendukung bimbingan dan konseling, menggerakkan sumber daya  manusia untuk melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling, memotivasi sumber  daya manusia agar kegiatan bimbingan dan konseling mencapai tujuan serta  mengevaluasi kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengetahui apakah semua  kegiatan  layanan sudah dilaksanakan dan mengetahui bagaimana hasilnya.
B.     Saran
Diharapakan mahasiswa dapat memahami dari pembahasan diatas mengenai Manajemen, organisasi serta latar belakang diperlukannya manajemen bk sehingga dapat mengaplikasikannya dengan baik di lingkungan sekolah.





DAFTAR PUSTAKA

Drs.B.Suryosubroto.2004.Manajemen Pendidikan Di Sekolah:Jakarta.PT RINEKA CIPTA.
 Prof. DR.Made Pidarta.2004.Manajemen Pendidikan Indonesia:Jakarta.PT RINEKA CIPTA.
DR. Nanang Fatah.2009.Landasan Manajemen Pendidikan:Bandung.PT REMAJA ROSDAKAR


Komentar

Postingan Populer